الجُمْلَةُ الفِعْلِيَّةُ
كُلُّ جُمْلَةٍ تَتَرَكَّبُ مِنْ فِعْلٍ وَ فَاعِلٍ تُسَمَّى جُمْلَةً فِعْلِيَّةً
Setiap kalimat yang terdiri dari kata kerja dan subjek disebut jumlah fi'liyyah. Pada umumnya jumlah fi'liyyah diawali dengan kata kerja dan setelahnya baru subjek dari kata kerja tersebut. Jadi yang menjadi ciri bahwa kalimat tersebut merupakan jumlah fi'liyah adalah kalimat yang diawali oleh kata kerja (fi`il).
Berikut ini merupakan contoh dan juga analisis i`rab dari jumlah fi'liyyahأَسْرَعَتِ السَّيَّارَةُ
“Mobil itu melaju kencang”
أَسْرَعَتِ: فعل ماض , مبني على الفتح , والتاء للتأنيث
السَّيَّارَةُ : فاعل لفعل "أَسْرَعَتِ" , مرفوع , وعلامة رفعه: ضمة ظاهرة على الآخر
يَفْرَحُ الفَائِزُ
“Pemenang itu bersukacita”
يَفْرَحُ : فعل مضارع , مرفوع , وعلامة رفعه: ضمة ظاهرة على الآخر
الفَائِزُ : فاعل لفعل "يَفْرَحُ" , مرفوع , وعلامة رفعه: ضمة ظاهرة على الآخرالجُمْلَةُ الاِسْمِيَّةُ
كُلُّ جُمْلَةٍ تَتَرَكَّبُ مِنْ مُبْتَدَأٍ وََخَبَرٍ تُسَمَّى جُمْلَةً اسْمِيَّةً
Setiap kalimat yang terdiri dari mubtada dan khobar disebut jumlah ismiyyah. Mubtada adalah setiap kata yang muncul di awal kalimat sedangkan khobar adalah kata yang menjelaskan kata sebelum nya atau kata yang berada di awal. Pada umumnya jumlah ismiyyah diawali dengan kata benda (isim), kemudian disambung dengan kata yang memberikan keterangan atau penjelasan (khobar) dari kata benda (isim) tersebut. Jadi yang menjadi ciri bahwa kalimat tersebut merupakan jumlah ismiyyah adalah kalimat yang diawali oleh kata benda (isim).
Berikut ini merupakan contoh dan juga analisis i`rab dari jumlah ismiyyah
الفَصْلُ جَمِيْلٌ
“Kelas itu bagus”
الفَصْلُ: مبتدأ، مرفوع، وعلامة رفعه: ضمة ظاهرة على الآخر
جَمِيْلٌ : خبر المبتدأ، وعلامة رفعه: ضمة ظاهرة على الآخر
فَاطِمَةُ ذَهَبَتْ إِلَى المَدِيْنَةِ
“Fatimah pergi ke madinah”
فَاطِمَةُ : مبتدأ، مرفوع، وعلامة رفعه: ضمة ظاهرة على الآخر
ذَهَبَتْ : فعل ماض، مبني على الفتح
إِلَى : حرف جرّ، مبني على السكون
المَدِيْنَةِ: اسم مجرور بحرف "إلى"، مجرور، وعلامة جره: كسرة ظاهرة على الآخر
catatan:
Kalimat yang di dalamnya terdapat kata kerja (fi'il) dan isim, tetapi kalimat tersebut diawali dengan isim maka kalimat tersebut tetap termasuk jumlah ismiyyah walaupun di dalamnya terdapat kata kerja (fi'il).